Ilmu Desain Tutorial Readibilitas Legibilitas / Legibilty Readibility Tipografi Typography & Nirmana untuk berkomunikasi visual kepada konsumen secara optimal. Didalam berkomunikasi secara visual selain menerapkan semiotika, tipografi dan nirmana
mempunyai peranan penting. Kita wajib tahu bahwa dalam dunia desain
grafis kita akan selalu berkaitan dengan komunikasi visual, jadi tidak
hanya berfokus pada grafis yang menarik atau indah dipandang saja.
Lantas apa maksud dari readiblitas dan legibilitas dalam tipografi dan nirmana tersebut?
Sebagai penyegaran ingatan, kita akan bahas sekilas mengenai tipografi dan nirmana dahulu. Tipografi adalah suatu ilmu dalam memilih dan menata huruf font
dengan pengaturan penyebarannya pada ruang-ruang yg tersedia, untuk
menciptakan kesan tertentu, sehingga dapat menolong pembaca untuk
mendapatkan kenyamanan membaca semaksimal mungkin.
Nirmana adalah Dibentuk dari dua kata yaitu nir berarti tidak, mana berarti makna,
jika digabungkan berarti tidak bermakna atau tidak mempunyai makna.
Jika di artikan lebih dalam nirmana berarti lambang-lambang bentuk tidak
bermakna, dilihat sebagai kesatuan pola, warna,
komposisi, irama, nada dalam desain. Bentuk yang dipelajari biasanya
diawali dari bentuk dasar seperti kotak, segitiga, bulat yang sebelumnya
tidak bermakna diracik sedemikian rupa menjadi mempunyai makna
tertentu.
Dalam dua bidang keilmuan yang masuk dalam kecakapan desain ini dikenallah istilah redibilitas dan legibilitas.
Legibility adalah tingkat kemudahan mata mengenali suatu tulisan tanpa harus bersusah payah. Hal ini bisa ditentukan oleh:
- Kerumitan desain huruf, seperti penggunaan serif, kontras stroke, dan sebagainya.
- Penggunaan warna
- Frekuensi pengamat menemui huruf tersebut dalam kehidupan sehari-hari
Dalam buku The Graphics of Communication,
Francis Meynell, seperti dikutip oleh Ruari Maclean mengatakan tentang
legibility sebagai berikut:
By legibility, I mean a proper observance in all infinite detail of that principle of order and conversion which is the basis of written communication. Printing is the vehicle, legibility is the well-greased bearinng that allows the whells of sense to revolve without squelling.
Legibility adalah
tampilan yang layak atau pantas dari dasar-dasar aturan dan kebiasaan
dalam semua detil/rincian yang tak terbatas dan menjadi dasar komunikasi
tertulis. Cetakan adalah kendaraan/sarana keterbacaan adalah peluru
sendi yang dilumasi dengan baik sehingga memungkinkan roda-roda perasaan
berputar tanpa berdecit.
Keterbacaan / readability adalah tingkat kenyamanan suatu susunan huruf saat dibaca, yang dipengaruhi oleh:
- Jenis huruf
- Ukuran
- Pengaturan, termasuk di dalamnya alur, spasi, kerning, perataan, dan sebagainya
- Kontras warna terhadap latar belakang
Huruf dan tipografi merupakan soko guru tunggal yang tidak bisa dipisahkan antara satu dengan lainnya. Ingat tipografi
juga masuk dalam ranah nirmana (baca lagi arti nirmana). Banyak orang
sudah melek huruf, sudah pasti mengenal lambang bunyi tersebut. Mereka
sudah pasti dapat mengeja, membaca, dan menuliskan lambang bunyi itu
untuk berbagai kepentingan dan keperluannya masing-masing. Tetapi tidak
sedikit yang buta tipografi. Mengapa demikian? Karena tipografi senantiasa terkait dengan tatasusun, tatakelola, dan tatapilih huruf untuk kepentingan komunikasi visual.
Sementara itu, perkawinan antara
tipografi dengan nirmana merupakan sebuah perkawinan agung. Keduanya
diyakini sebagai pasangan kinasih yang tidak bisa dipisahkan oleh ruang
dan waktu. Dalam hubungannya dengan desain komunikasi visual,
tipografi dan nirmana adalah elemen penting yang sangat diperlukan guna
mendukung proses penyampaian pesan verbal maupun visual.
Meski nirmana dipahami sebagai sebuah bentuk yang tidak berbentuk. Dalam konteks desain komunikasi visual, nirmana memegang peranan penting perihal bagaimana menata dan menyusun elemen dasar desain komunikasi visual . Peranan penting lainnya, di dalam nirmana mensyaratkan tatasusun dan tatakelola unsur desain komunikasi visual dalam sebuah perencanaan komposisi yang serasi dan seimbang di dalam setiap bagiannya.
Huruf yang telah disusun secara
tipografis dengan mengedepankan konsep harmonisasi nirmana merupakan
elemen dasar dalam membentuk sebuah tampilan desain komunikasi visual. Keberadaannya diyakini mampu memberikan inspirasi untuk membuat suatu komposisi yang menarik, persuasif dan komunikatif.
Dengan demikian, keberadaan tipografi dalam rancangan karya desain komunikasi visual
sangat penting. Sebab melalui perencanaan dan pemilihan tipografi dalam
perspektif nirmana yang tepat baik untuk ukuran, warna, dan bentuk,
diyakini mampu menguatkan isi pesan verbal dan pesan visual karya desain komunikasi visual tersebut.
Berdasarkan hal tersebut di atas, maka ketika desainer
komunikasi visual mahir menguasai tipografi dan nirmana untuk
dipergunakan menyampaikan informasi yang bersifat sosial ataupun
komersial, maka sejatinya sang desainer tersebut mampu memposisikan
dirinya menjadi kurir komunikasi (visual) yang bertanggung jawab kepada masyarakat luas yang dijadikan target sasaran.
Dengan menjadi kurir komunikasi yang
baik – berkat pemilihan tipografi yang tepat dengan mengedepankan aspek
readibilitas (dipengaruhi oleh ukuran huruf, jarak antarhuruf, dan jarak
antarbaris yang terlalu dekat atau jauh) dan legibilitas (dipengaruhi
oleh kerumitan desain huruf, penggunaan warna, tinta, dan kertas) yang
akurat – maka masyarakat luas tidak akan terjebak pada perkara-perkara
atau kasus-kasus mengarah pada belantara perbedaan persepsi yang akan
menimbulkan bencana miscommunication!
Semoga Anda menikmati artikel ini dan jangan lupa bergabung dengan teman-teman yang lain di Facebook AhliDesain, dan ikuti Twitter saya. Jika Anda menyukai artikel-artikel dari saya jangan lupa untuk memasukkannya dalam subscribe ke ahlidesain RSS Feed.
Bila ada yang ditanyakan, saran, tanggapan dan ide kreatif silakan isi pada komentar, saya akan mencoba menjawab secepat dan sebaik mungkin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar