Minggu, 26 Januari 2014

apa itu DKV ?





Apa Itu DKV?

DKV
Desain Komunikasi Visual (DKV, beberapa menyebutnya DISKOMVIS) seringkali diidentikkan dengan desain grafis dan periklanan semata (dalam lingkup yang sempit malah). Padahal, DKV memiliki cakupan yang lebih luas. Jadi, apa itu DKV? Kenapa bernama DKV? Bagaimana DKV di Indonesia?
Pada dasarnya, DKV adalah merancang dan membuat desain kreatif untuk memecahkan masalah dan mencapai tujuan yang diinginkan dengan cara mengkomunikasikannya melalui visual. DKV biasa menggunakan gambar, tanda, lambang, simbol, tipografi, dan ilustrasi, baik yang diam seperti poster maupun yang bergerak seperti film. Proses komunikasi dilalui dengan mengeksplorasi ide dan merancangnya sedemikian rupa agar menghasilkan efek terhadap audience sesuai dengan tujuan yang diinginkan.
Perkembangan DKV di Indonesia banyak dipengaruhi oleh Bauhaus, pelopor sekolah desain modern di Jerman yang menggabungkan berbagai bidang seni murni, desain, dan arsitektur. Sementara istilah Desain Komunikasi Visual itu sendiri awalnya dikemukakan oleh desainer asal Belanda bernama Gert Dumbar pada tahun 1977 karena menurutnya, istilah “desain grafis” sudah tidak bisa mencakup moving image, display, dan pameran.
Istilah DKV dikenal di Indonesia sejak tahun 1980-an dan semakin terkenal akhir-akhir ini seiring meningkatnya perguruan tinggi yang membuka jurusan DKV. Nah, asal kalian tahu saja, Jurusan DKV (dulu masih disebut Desain Grafis) di Indonesia dibuka pertama kali oleh Institut Teknologi Bandung (ITB) pada tahun 1973 (dan menjadi DKV pada tahun 1979). Meski masih terus berkembang, kurikulum DKV ITB telah diadopsi oleh banyak perguruan tinggi lain yang kemudian dikembangkan lagi sesuai dengan visi misi masing-masing perguruan tinggi. Makanya, jangan heran bagi mahasiswa DKV non-ITB kalau kebanyakan buku referensinya berasal dari pustaka ITB.
Pada umumnya, jurusan DKV memiliki tiga spesialisasi yang akan dipilih oleh mahasiswa di tingkat tertentu. Tiga spesialisasi ini adalah desain grafis, multimedia, dan periklanan. Desain grafis mencakup apa yang dicakup oleh istilah “desain grafis” di masa lampau dengan media yang lebih mutakhir. Multimedia mencakup audio visual, animasi, dan antarmuka. Dan periklanan lebih fokus menggunakan kemampuan desain komunikasi visual untuk periklanan. Tapi melihat pesatnya perkembangan industri kreatif saat ini, tidak mustahil tiga spesialisasi ini akan berubah.
Sementara di dunia industri, sulit mengelompokan profesional dari jurusan DKV menjadi Desainer Komunikasi Visual. Itu karena dalam dunia industri, lulusan DKV ada yang benar-benar menjadi designer (seperti desainer grafis dan desainer antarmuka), dan ada yang lebih condong ke arah artist (seperti ilustrator dan animator). Beberapa profesi seperti fotografer dan sutradara malah sering dianggap bukan DKV. Di Indonesia, asosiasi profesi yang sering bertautan dengan DKV adalah Asosiasi Desain Grafis Indonesia (ADGI). Mungkin inilah salah satu sebab mengapa masih banyak orang yang mengidentikkan DKV dengan desain grafis.
DKV memiliki cakupan yang sangat luas. DKV bukan lagi bidang yang asing keberadaannya di antara kita. Mulai dari bungkus permen yang lucu sampai iklan yang menyentuh hati di TV. Dari ilustrasi buku yang sederhana sampai situs web yang kompleks. Semuanya ada berkat campur tangan desainer, dalam hal ini desainer komunikasi visual. Iklan tidak akan bermakna tanpa DKV. Film akan norak tanpa DKV. Bungkus permen akan homogen tanpa DKV. Buku-buku akan membosankan tanpa DKV. Situs web tidak akan berfungsi sempurna tanpa DKV. Meski DKV masih asing pengertiannya dalam benak masyarakat awam, tapi tetap saja hidup tidak akan “hidup” tanpa DKV.

Apa Beda Desain Komunikasi Visual dan Desain Grafis?

Apa Beda Desain Komunikasi Visual dan Desain Grafis?
Banyak orang seringkali bingung dengan beberapa istilah yang hampir sama. Kita seringkali mendengar tentang istilah yang hampir mirip selain desain komunikasi visual, yaitu desain grafis dan seni grafis.
Istilah desain komunikasi visual sendiri sudah dijelaskan di atas. Sedangkan desain grafis sendiri memang salah satu istilah yang paling sering disalahtukarkan dengan Desain komunikasi visual. Memang keduanya sangat berhubungan erat, namun sebenarnya ada perbedaan di antara keduanya.
Desain grafis
Desain grafis atau Graphic Design. Kata grafis menurut etimologi adalah berasal dari kata graphic (bahasa Inggris) yang berasal dari bahasa Latin graphe (yang diadopsi kata Yunani graphos), yang berarti menulis, menggores atau menggambar di atas batu.
Desain sendiri merupakan proses pemikiran dan perasaan yang akan menciptakan sesuatu, dengan menggabungkan fakta, konstruksi, fungsi dan estetika untuk memenuhi kebutuhan manusia atau Desain grafis juga bias diartikan suatu konsep pemecahan masalah rupa, warna, bahan, teknik, biaya, guna dan pemakaian yang diungkapkan dalam gambar dan bentuk.
Dalam desain grafis masalahnya mencakup berbagai bidang seperti teknik perencanaan gambar, bentuk, simbol, huruf, fotografi dan proses cetak disertai pula dengan pengetahuan tentang bahan dan biaya. Biasanya Desain grafis biasanya diterapkan untuk media-media statis, seperti buku, majalah, dan brosur tetapi sejalan dengan perkembangan zaman, desain grafis juga diterapkan dalam media elektronik, yang sering kali disebut sebagai desain interaktif atau desain multimedia.
Tujuan desain grafis selain menciptakan desain atau perencanaan fungsional estetis, namun juga yang informatif dan komunikatif dengan masyarakat yang dilengkapi pula dengan pemahaman mengenai psikologi massa dan teori-teori pemasaran, sehingga karya-karya desain grafis ini bisa merupakan alat promosi yang ampuh.
Dari sinilah Desain grafis juga seperti jenis desain lainnya merujuk kepada proses pembuatan, metoda merancang, produk yang dihasilkan (rancangan), atau pun disiplin ilmu yang digunakan (desain).
Orang yang berkarya di bidang desain grafis maka disebut sebagai desainer grafis (graphic designer), namun anehnya orang yang bekerja di bidang desain komunikasi visual, sangat jarang sekali disebut sebagai desainer komunikasi visual. Biasanya sebutan yang diberikan tetap saja desainer grafis.

Desain grafis

Desain grafis adalah suatu bentuk komunikasi visual yang menggunakan gambar untuk menyampaikan informasi atau pesan seefektif mungkin. Dalam disain grafis, teks juga dianggap gambar karena merupakan hasil abstraksi simbol-simbol yang bisa dibunyikan. disain grafis diterapkan dalam disain komunikasi dan fine art. Seperti jenis disain lainnya, disain grafis dapat merujuk kepada proses pembuatan, metoda merancang, produk yang dihasilkan (rancangan), atau pun disiplin ilmu yang digunakan (disain).
Seni disain grafis mencakup kemampuan kognitif dan keterampilan visual, termasuk di dalamnya tipografi, ilustrasi, fotografi, pengolahan gambar, dan tata letak.
Batasan Media
Desain grafis pada awalnya diterapkan untuk media-media statis, seperti buku, majalah, dan brosur. Sebagai tambahan, sejalan dengan perkembangan zaman, desain grafis juga diterapkan dalam media elektronik, yang sering kali disebut sebagai desain interaktif atau desain multimedia.
Batas dimensi pun telah berubah seiring perkembangan pemikiran tentang desain. Desain grafis bisa diterapkan menjadi sebuah desain lingkungan yang mencakup pengolahan ruang.