Ilmu Grafis Desain ini membahas Elemen-Elemen Dalam Desain Komunikasi Visual yaitu Tipografi, Simbolisme, Ilustrasi & Fotografi. Elemen desain komunikasi visual secara langsung maupun tidak langsung terhubung dengan nirmana
dan semiotika untuk menghasilkan karya desain grafis yang menarik.
Penekanan Fungsi dan kemanfaatan yang saling bersinergi dengan estetika
adalah karya desain yang dicari semua desainer dan diminati customer.
Abstrak
Dalam era globalisasi informasi dan teknologi seperti sekarang ini, Desain Komunikasi Visual
berperan penting dan menjadi topik hangat yang tidak dapat terlepas
dari kehidupan kita sehari-hari. Hampir setiap hari, kemanapun kita
pergi, kita akan menjumpai bentuk-bentuk dari Desain Komunikasi Visual. Sayangnya, banyak diantara kita yang belum sadar akan tujuan dan manfaat dari Desain Komunikasi Visual itu sendiri. Tulisan ini akan membahas mengenai apa tujuan, manfaat, elemen dan lapangan kerja dari Desain Komunikasi Visual
Pendahuluan
Manusia, sebagai makhluk sosial
mempunyai kebutuhan untuk berkomunikasi dengan makhluk hidup lain.
Komunikasi dapat dilakukan baik secara lisan dan tulisan
(visual). Contoh paling konkrit dari komunikasi lisan antara lain
adalah berbicara, berdiskusi, melalui radio dan lain-lain; sedangkan
komunikasi tulisan
(visual) adalah surat, majalah, brosur, surat kabar, dan lain-lain.
Bahkan dewasa ini, seiring dengan berkembangnya teknologi dan informasi,
kita dapat juga berkomunikasi dengan cara yang menggabungkan kedua
bentuk tersebut di atas, contohnya televisi dan multi media.
Dalam era globalisasi dewasa ini, banyak
di antara kita dengan kesibukan kita, kurang mempunyai waktu untuk
berkomunikasi secara lisan lagi. Komunikasi lebih banyak dilakukan
dengan tulisan,
contohnya melalui memo, surat, faksimili, e-mail dan lain-lain; atau
secara visual, contohnya dengan poster, leaflet, brosur dan lain-lain.
Dengan perkembangan seperti inilah kemudian muncul kebutuhan akan sumber
daya manusia yang memiliki spesialisasi di bidang ini, yang kemudian
muncul disipilin yang dikenal sebagai bidang graphic design atau Desain
Komunikasi Visual.
Sejarah Komunikasi Visual
Sejak jaman pra-sejarah manusia telah
mengenal dan mempraktekkan komunikasi visual. Bentuk komunikasi visual
pada jaman ini antara lain adalah piktogram yang digunakan untuk
menceritakan kejadian sehari-hari pada Jaman Gua (Cave Age), bentuk lain
adalah hieroglyphics yang digunakan oleh bangsa Mesir. Kemudian seiring
dengan kemajuan jaman dan keahlian manusia, bentuk-bentuk ini beralih
ke tulisan, contohnya prasasti, buku, dan lain-lain. Dengan perkembangan
kreatifitas manusia, bentuk tulisan ini berkembang lagi menjadi
bentuk-bentuk yang lebih menarik dan komunikatif, contohnya seni
panggung dan drama; seperti sendratari Ramayana, seni pewayangan yang
masih menjadi alat komunikasi yang sangat efektif hingga sekarang.
Sebagai suatu profesi, desain komunikasi
visual baru berkembang sekitar tahun 1950-an. Sebelum itu, jika
seseorang hendak menyampaikan atau mempromosikan sesuatu secara visual,
maka ia harus menggunakan jasa
dari bermacam-macam “seniman spesialis”. Spesialis-spesialis ini antara
lain adalah visualizers (seniman visualisasi); typographers (penata
huruf), yang merencanakan dan mengerjakan teks secara detil dan memberi
instruksi kepada percetakan; illustrators, yang memproduksi diagram dan sketsa dan lain-lain.
Dalam perkembangannya, desain komunikasi visual telah melengkapi pekerjaan
dari agen periklanan dan tidak hanya mencakup periklanan, tetapi juga
desain majalah dan surat kabar yang menampilkan iklan tersebut.Desainer
komunikasi visual telah menjadi bagian dari kelompok dalam industri
komunikasi – dunia periklanan, penerbitan majalah dan surat kabar,
pemasaran dan hubungan masyarakat (public relations).
Desain Komunikasi Visual dan Seni Murni
Desain Komunikasi Visual bukan seni
murni. Seorang seniman pada bidang seni murni terkadang mempunyai
penonton atau pengamat hanya satu (seniman itu sendiri), dimana karya
seni tersebut merupakan ekspresi emosi dan perasaan dari seniman itu
sendiri yang pada akhirnya bertujuan untuk memuaskan diri seniman
tersebut. Sedangkan seorang desainer komunikasi visual menghadapi lebih
dari satu pengamat yang kadangkala bisa mencapai jutaan orang, dimana
desainer itu harus dapat memahami dan menginterpretasikan permintaan
seseorang atau sekelompok orang ke dalam suatu karya desain yang pada
akhirnya bertujuan untuk memuaskan orang atau sekelompok orang itu.
Seringkali desain komunikasi visual
tampak seperti seni murni, dan sebaliknya seni murni dapat tampak
seperti desain komunikasi visual. Bahan dan teknik
yang digunakan juga hampir sama, tetapi maksud dan tujuan
masing-masingnya berbeda. Seniman dan desainer, keduanya berusaha
memecahkan problem visual, tetapi seniman murni bertujuan lebih untuk
memuaskan diri; sedangkan desainer harus menggerakkan sekelompok orang
untuk menghadiri suatu acara, mengikuti petunjuk, memahami peta suatu
lokasi atau membeli suatu produk.
Desain komunikasi visual memegang
peranan yang sangat penting dalam kehidupan kita sehari-hari. Kemanapun
kita pergi, kita akan menjumpai informasi-informasi yang berkomunikasi
secara visual. Tanda-tanda dan rambu-rambu lalu lintas, poster-poster
promosi tentang restoran, hotel dan lain sebagainya, semua dapat
memberikan informasi kepada pengamatnya yang terdiri dari berbagai
kelompok usia dan berasal dari berbagai kalangan dan golongan. Hal ini
juga yang membedakan desain komunikasi visual dari seni murni, di mana
desain komunikasi visual harus bersifat universal (dapat dimengerti oleh
semua orang), sedangkan dalam seni murni lebih bersifat emosional, di
mana maksud dari seniman itu tidak harus dapat diartikan dan dibaca oleh
orang lain.
Pengertian Dan Fungsi Desain Komunikasi Visual
Desain komunikasi visual adalah desain
yang mengkomunikasikan informasi dan pesan yang ditampilkan secara
visual. Desainer komunikasi visual berusaha untuk mempengaruhi
sekelompok pengamat. Mereka berusaha agar kebanyakan orang dalam target
group (sasaran) tersebut memberikan respon positif kepada pesan visual
tersebut. Oleh karena itu desain komunikasi visual harus komunikatif,
dapat dikenal, dibaca dan dimengerti oleh target group tersebut.
Seorang desainer komunikasi visual yang
profesional harus memiliki pengetahuan dan kemampuan yang luas tentang
komunikasi visual. Selain visualisasi dan bakat yang baik dalam
berkomunikasi secara visual, ia juga harus mempunyai kemampuan untuk
menganalisa suatu masalah, mencari solusi masalah tersebut dan
mempresentasikan secara visual. Alat-alat canggih seperti komputer dan
printer yang up-to-date hanya berfungsi sebagai sarana untuk
meningkatkan produktifitas. Dalam perkembangannya selama beberapa abad,
desain komunikasi visual mempunyai tiga fungsi dasar, yaitu sebagai
sarana identifikasi, sebagai sarana informasi dan instruksi, dan yang
terakhir sebagai sarana presentasi dan promosi.
a. Desain Komunikasi Visual sebagai sarana identifikasi
Fungsi dasar yang utama dari desain
komunikasi visual adalah sebagai sarana identifikasi. Identitas
seseorang dapat mengatakan tentang siapa orang itu, atau dari mana
asalnya. Demikian juga dengan suatu benda atau produk, jika mempunyai
identitas akan dapat mencerminkan kualitas produk itu dan mudah
dikenali, baik oleh produsennya maupun konsumennya. Kita akan lebih
mudah membeli minyak goreng dengan menyebutkan merek X ukuran Y liter
daripada hanya mengatakan membeli minyak goreng saja. Atau kita akan
membeli minyak goreng merek X karena logonya berkesan bening, bersih,
dan “sehat”.
b. Desain Komunikasi Visual sebagai sarana informasi dan instruksi
Sebagai sarana informasi dan instruksi,
desain komunikasi visual bertujuan menunjukkan hubungan antara suatu hal
dengan hal yang lain dalam petunjuk, arah, posisi dan skala; contohnya
peta, diagram, simbol dan penunjuk arah. Informasi akan berguna apabila
dikomunikasikan kepada orang yang tepat, pada waktu dan tempat yang
tepat, dalam bentuk yang dapat dimengerti, dan dipresentasikan secara
logis dan konsisten. Simbol-simbol yang kita jumpai sehari-hari seperti
tanda dan rambu lalu lintas, simbol-simbol di tempat-tempat umum seperti
telepon umum, toilet, restoran dan lain-lain harus bersifat informatif
dan komunikatif, dapat dibaca dan dimengerti oleh orang dari berbagai latar belakang dan kalangan. Inilah sekali lagi salah satu alasan mengapa desain komunikasi visual harus bersifat universal.
c. Desain Komunikasi Visual sebagai sarana presentasi dan promosi
Tujuan dari desain komunikasi visual
sebagai sarana presentasi dan promosi adalah untuk menyampaikan pesan,
mendapatkan perhatian (atensi) dari mata (secara visual) dan membuat
pesan tersebut dapat diingat; contohnya poster. Penggunaan gambar dan
kata-kata yang diperlukan sangat sedikit, mempunyai satu makna dan
mengesankan. Umumnya, untuk mencapai tujuan ini, maka gambar dan
kata-kata yang digunakan bersifat persuasif dan menarik, karena tujuan
akhirnya adalah menjual suatu produk atau jasa.
Elemen-Elemen Dalam Desain Komunikasi Visual
Untuk dapat berkomunikasi secara visual,
seorang desainer menggunakan elemen-elemen untuk menunjang desain
tersebut. Elemen-elemen yang sering digunakan dalam desain komunikasi
visual antara lain adalah tipografi, simbolisme, ilustrasi dan fotografi. Elemen-elemen ini bisa digunakan sendiri-sendiri, bisa juga digabungkan.
Tidak banyak desainer komunikasi visual
yang sangat “fasih” di setiap bidang ini, tetapi kebanyakan mempunyai
kemampuan untuk bervisualisasi. Seorang desainer komunikasi visual harus
mengenal elemen-elemen ini. Jika ia tidak dapat mengambil sebuah foto
tentang kejadian tertentu, maka ia harus tahu fotografer mana yang
mampu, bagaimana mengemukakan keinginannya dan bagaimana memilih hasil
akhir yang baik untuk direproduksi. Ia juga harus dapat membeli dan
menggunakan ilustrasi secara efektif, dan seterusnya.
a. Desain dan Tipografi
Tipografi adalah seni menyusun huruf-huruf sehingga dapat dibaca tetapi masih mempunyai nilai desain. Tipografi
digunakan sebagai metode untuk menerjemahkan kata-kata (lisan) ke
dalam bentuk tulisan (visual). Fungsi bahasa visual ini adalah untuk
mengkomunikasikan ide, cerita dan informasi melalui segala bentuk media,
mulai dari label pakaian, tanda-tanda lalu lintas, poster, buku, surat kabar dan majalah. Karena itu pekerjaan seorang tipografer (penata huruf) tidak dapat lepas dari semua aspek kehidupan sehari-hari.
Menurut Nicholas Thirkell, seorang tipographer terkenal, pekerjaan dalam tipografi
dapat dibagi dalam dua bidang, tipografer dan desainer huruf (type
designer). Seorang tipografer berusaha untuk mengkomunikasikan ide dan
emosi dengan menggunakan bentuk huruf yang telah ada, contohnya
penggunaan bentuk Script untuk mengesankan keanggunan, keluwesan,
feminitas, dan lain-lain. Karena itu seorang tipografer harus mengerti
bagaimana orang berpikir dan bereaksi terhadap suatu image yang
diungkapkan oleh huruf-huruf. Pekerjaan seorang tipografer memerlukan
sensitivitas dan kemampuan untuk memperhatikan detil. Sedangkan seorang
desainer huruf lebih memfokuskan untuk mendesain bentuk huruf yang baru.
Saat ini, banyak diantara kita yang
telah terbiasa untuk melakukan visualisasi serta membaca dan mengartikan
suatu gambar atau image. Disinilah salah satu tugas seorang tipografer
untuk mengetahui dan memahami jenis huruf tertentu yang dapat memperoleh
reaksi dan emosi yang diharapkan dari pengamat yang dituju.
Dewasa ini, selain banyaknya digunakan ilustrasi dan fotografi,
tipografi masih dianggap sebagai elemen kunci dalam Desain Komunikasi
Visual. Kurangnya perhatian pada pengaruh dan pentingnya elemen
tipografi dalam suatu desain akan mengacaukan desain dan fungsi desain
itu sendiri. Contohnya bila kita melihat brosur sebuah tempat
peristirahatan (resor), tentunya kita akan melihat banyak foto yang
menarik tentang tempat dan fasilitas dari tempat tersebut yang membuat
kita tertarik untuk mengunjungi tempat tersebut untuk bersantai. Tetapi
bila dalam brosur tersebut digunakan jenis huruf yang serius atau resmi
(contohnya jenis huruf Times), maka kesan santai, relax dan nyaman tidak
akan ‘terbaca’ dalam brosur tersebut.
b. Desain dan Simbolisme
Simbol telah ada sejak adanya manusia,
lebih dari 30.000 tahun yang lalu, saat manusia prasejarah membuat
tanda-tanda pada batu dan gambar-gambar pada dinding gua di Altamira,
Spanyol. Manusia pada jaman ini menggunakan simbol untuk mencatat apa
yang mereka lihat dan kejadian yang mereka alami sehari-hari.
Dewasa ini peranan simbol sangatlah
penting dan keberadaannya sangat tak terbatas dalam kehidupan kita
sehari-hari. Kemanapun kita pergi, kita akan menjumpai simbol-simbol
yang mengkomunikasikan pesan tanpa penggunaan kata-kata. Tempat-tempat
umum seperti pusat perbelanjaan, hotel, restoran, rumah sakit dan bandar
udara; semuanya menggunakan simbol yang komunikatif dengan orang
banyak, walaupun mereka tidak berbicara atau menggunakan bahasa yang
sama.
Simbol sangat efektif digunakan sebagai
sarana informasi untuk menjembatani perbedaan bahasa yang digunakan,
contohnya sebagai komponen dari signing systems sebuah pusat
perbelanjaan. Untuk menginformasikan letak toilet, telepon umum,
restoran, pintu masuk dan keluar, dan lain-lain digunakan simbol.
Bentuk yang lebih kompleks dari simbol adalah logo. Logo adalah identifikasi dari sebuah perusahaan, karena itu suatu logo
mempunyai banyak persyaratan dan harus dapat mencerminkan perusahaan
itu. Seorang desainer harus mengerti tentang perusahaan itu, tujuan dan
objektifnya, jenis perusahaan dan image yang hendak ditampilkan dari
perusahaan itu. Selain itu logo harus bersifat unik, mudah diingat dan
dimengerti oleh pengamat yang dituju.
c. Desain dan Ilustrasi
Ilustrasi adalah suatu bidang dari seni
yang berspesialisasi dalam penggunaan gambar yang tidak dihasilkan dari
kamera atau fotografi (nonphotographic image) untuk visualisasi. Dengan
kata lain, ilustrasi yang dimaksudkan di sini adalah gambar yang
dihasilkan secara manual.
Pada akhir tahun 1970-an, ilustrasi
menjadi tren dalam Desain Komunikasi Visual. Banyak orang yang akhirnya
menyadari bahwa ilustrasi dapat juga menjadi elemen yang sangat kreatif
dan fleksibel, dalam arti ilustrasi dapat menjelaskan beberapa subjek
yang tidak dapat dilakukan dengan fotografi, contohnya untuk untuk
menjelaskan informasi detil seperti cara kerja fotosintesis.
Seorang ilustrator seringkali mengalami
kesulitan dalam usahanya untuk mengkomunikasikan suatu pesan menggunakan
ilustrasi, tetapi jika ia berhasil, maka dampak yang ditimbulkan
umumnya sangat besar. Karena itu suatu ilustrasi harus dapat menimbulkan
respon atau emosi yang diharapkan dari pengamat yang dituju. Ilustrasi
umumnya lebih membawa emosi dan dapat bercerita banyak dibandingkan
dengan fotografi, hal ini dikarenakan sifat ilustrasi yang lebih hidup,
sedangkan sifat fotografi hanya berusaha untuk “merekam” momen sesaat.
Saat ini ilustrasi lebih banyak
digunakan dalam cerita anak-anak, yang biasanya bersifat imajinatif.
Contohnya ilustrasi yang harus menggambarkan seekor anjing yang sedang
berbicara atau anak burung yang sedang menangis karena kehilangan
induknya atau beberapa ekor kelinci yang sedang bermain-main.
Ilustrasi-ilustrasi yang ditampilkan harus dapat merangsang imajinasi
anak-anak yang melihat buku tersebut, karena umumnya mereka belum dapat
membaca.
d. Desain dan Fotografi
Ada dua bidang utama di mana seorang
desainer banyak menggunakan elemen fotografi, yaitu penerbitan
(publishing) dan periklanan (advertising). Beberapa tugas dan kemampuan
yang diperlukan dalam kedua bidang ini hampir sama. Menurut Margaret
Donegan dari majalah GQ, dalam penerbitan (dalam hal ini majalah) lebih
diutamakan kemampuan untuk bercerita dengan baik dan kontak
dengan pembaca; sedangkan dalam periklanan (juga dalam majalah) lebih
diutamakan kemampuan untuk menjual produk yang diiklankan tersebut.
Kriteria seorang fotografer yang
dibutuhkan oleh sebuah penerbitan juga berbeda dengan periklanan. Dalam
penerbitan, fotografer yang dibutuhkan adalah mereka yang benar-benar
kreatif dalam “bercerita”, karena foto-foto yang mereka ambil
haruslah dapat “bercerita” dan menunjang berita yang diterbitkan.
Sedangkan dalam periklanan, fotografer yang dibutuhkan adalah mereka
yang kreatif dan jeli, serta mempunyai keahlian untuk bervisualisasi.
Contohnya, jika sebuah penerbit hendak menerbitkan berita tentang
perampokan, maka fotografer harus berusaha untuk mengambil foto-foto
yang dapat menunjang berita tersebut, misalnya suasana di sekitar tempat
kejadian, korban, saksi mata dan lain-lain. Jika sebuah perusahaan
periklanan hendak mempromosikan suatu parfum wanita yang berkesan anggun
dan lembut, maka fotografer harus dapat mengambil foto-foto yang
menonjolkan keanggunan dan kelembutan dari parfum tersebut, misalnya
dengan latar belakang kain sutra dengan warna-warna pastel yang berkesan lembut.
Fotografi sering dipakai selain karena
permintaan klien, juga karena lebih “representatif”. Contohnya jika
sebuah majalah yang memuat tentang wawancara dengan seorang bintang
sinetron yang sedang naik daun, maka akan digunakan foto dari bintang
itu untuk menunjang desain di samping isi berita itu sendiri. Contoh
lain, untuk menggambarkan sebuah tempat berlibur dalam sebuah brosur
biro perjalanan, jika menggunakan ilustrasi hasilnya tidak akan
semenarik dibandingkan dengan foto.
Fotografi sangat efektif untuk
mengesankan keberadaan suatu tempat, orang atau produk. Sebuah foto
mempunyai kekuasaan walaupun realita yang dilukiskan kadangkala jauh
dari keadaan yang sesungguhnya. Selain itu sebuah foto juga harus dapat
memberikan kejutan dan keinginan untuk bereksperimen, misalnya dalam hal
mencoba resep masakan yang baru atau tren berpakaian terbaru.
Selain elemen-elemen ini, seorang
desainer perlu mengerti tentang konsep dasar pemasaran dan hubungannya
dengan visualisasi. Ia juga perlu mempunyai kemampuan untuk bekerja
dengan rapi dan tepat. Ia juga perlu mempunyai kemampuan untuk
bersosialisasi (people skills) untuk menghadapi klien, supplier, sub
kontraktor, percetakan dan lain-lain.
Lapangan Kerja Desain Komunikasi Visual
1. Simbol
2. Logo
3. Majalah
4. Surat kabar
5. Periklanan
6. Katalog
7. Brosur
8. Stationery (kop surat, amplop dan kartu nama)
9. Poster
10. Papan iklan (billboard)
11. Promosi
12. Kalender
13. Kemasan
14. dan lain-lain
2. Logo
3. Majalah
4. Surat kabar
5. Periklanan
6. Katalog
7. Brosur
8. Stationery (kop surat, amplop dan kartu nama)
9. Poster
10. Papan iklan (billboard)
11. Promosi
12. Kalender
13. Kemasan
14. dan lain-lain
Dewasa ini, seorang desainer komunikasi
visual tidak hanya berspesialisasi di salah satu bidang aplikasi.
Contohnya, seorang desainer yang bekerja di sebuah periklanan, tidak
akan hanya mendesain iklan untuk suatu produk saja, tetapi mungkin juga
bertugas untuk mendesain kemasan, katalog dan logo dari produk tersebut.
Berikut beberapa lapangan kerja seorang desainer komunikasi visual :
1. Periklanan
- Desainer
- Pemasaran (Account Executive)
- Tenaga Kreatif (Creative Director)
- Produksi
- Penulis Naskah (Copywriter, Typesetter)
- Staf
- dan lain-lain
2. Studio Desain
- Desainer
- Pemasaran (Account Executive)
- Tenaga Kreatif (Creative Director)
- Produksi
- Penulis Naskah (Copywriter, Typesetter)
- Desainer Lepas (Freelance)
- Dan lain-lain
3. Ilustrasi
- Ilustrator
- Kartunis
- Animator
- dan lain-lain
4. Komputer Graphis
- Operator
- Komputer Ilustrator
- Desainer
- dan lain-lain
5. Foto
- Fotografer
- Pembuat Slides
- Operator Camera
- Pencetak
- dan lain-lain
6. Percetakan
- Printer
- Operator mesin cetak
- Produksi
- Typesetter
- dan lain-lain
Sesuai dengan situasi dan kondisi
ekonomi sekarang ini, seorang desainer komunikasi visual dituntut untuk
mampu “ber-multi fungsi”. Ia tidak hanya bertugas mendesain saja, namun
kadangkala ia juga dituntut untuk dapat “menjual” hasil desainnya,
mengawasi jalannya produksi suatu brosur atau iklan dan lain-lain Karena
itu kemampuan dasar dan kemampuan menggunakan alat-alat canggih seperti
komputer serta kemampuan untuk bersosialisasi (people skill), di
samping kemampuan dan pengetahuan yang luas tentang desain itu sendiri
adalah modal plus yang sangat menunjang karir seorang desainer
komunikasi visual.
Kesimpulan
Desain Komunikasi Visual merupakan suatu
bidang baru yang sedang dan akan terus berkembang. Dalam era
globalisasi ini peran Desain Komunikasi Visual tidak terlepas dari
kehidupan manusia sehari-hari dan menjadi sangat penting. Manusia dengan
kesibukan sehari-hari yang menyita sebagian besar waktunya, cenderung
mengutamakan efektivitas. Efektivitas dapat dicapai dengan
mengkomunikasikan suatu informasi atau pesan secara visual.
hari yang menyita sebagian besar
waktunya, cenderung mengutamakan efektivitas. Efektivitas dapat dicapai
dengan mengkomunikasikan suatu informasi atau pesan secara
visual.Seiring dengan majunya tingkat kecerdasan manusia, banyak
diantara kita yang memiliki kecenderungan dan “fasih” dalam
bervisualisasi, sehingga mempermudah tujuan dan fungsi dari Desain
Komunikasi Visual itu sendiri yaitu sebagai sarana identifikasi, sarana
informasi dan instruksi, dan sarana presentasi dan promosi.
Desain sendiri adalah suatu evolusi.
Untuk sebagian orang, desain merupakan suatu perjalanan atau proses yang
menyenangkan. Apa yang kita pikirkan dalam proses itu bercerita tentang
diri kita dan proses kreatifitas. Selain itu, mengajarkan kita
bagaimana sebuah desain yang berhasil lahir dari berbagai proses mencoba
dan gagal (trial and error). Pada akhirnya, hasil dari desain itulah
yang tentunya mendapatkan pengakuan, tetapi prosesnya yang membuat hasil
itu menjadi berarti.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar