Visual Communication Design
Seni berkomunikasi (Arts of Commmunication) dengan menggunakan bahasa rupa (Visual Text)
untuk menyampaikan suatu pesan dan disampaikan melalui media (desain)
yang bertujuan menginformasikan, mempersuasi, mempengaruhi, hingga
merubah perilaku sasaran sesuai dengan yang diinginkan.
Bahasa Rupa tsb, dominan berwujud image grafis, tanda / simbol atau unsur grafis lainya; yang tersusun berdasarkan kaidah / prinsip berbahasa yang khas / tersendiri. Isi
pesan diungkapkan secara kreatif dan
komunikatif serta mengandung
solusi (alternatif) untuk permasalahan yang hendak disampaikan (sosial
maupun komersial).
terjadinya pergeseran pengertian
dan pemaknaan Desain Grafis menjadi Desain Komunikasi Visual, karena
berkembangnya keilmuan itu sendiri :
“Graphic Design on Surface” (Printed/Production Matter)
mengandung unsur-unsur dan karakter 2 Dimensi (utamanya) dan 3 Dimensi sebagai hasil produksi grafika (cetak)
(Multimedia Production/New Media); mengandung
unsur-unsur dan karakter 2 Dimensi, 3 Dimensi, Still & Motion
Graphic serta mengandung unsur waktu (Timed Base Media) dan suara
(Audio, Narrative & Back Sound ).“
Sehingga, untuk memenuhi tuntutan
perkembangan tersebut, Program Studi Desain Komunikasi Visual FSRD ITB
menawarkan tiga jalur pilihan minat, yang dapat dipilih sendiri oleh
mahasiswa, saat memasuki semester ke 6:
1. Desain Grafis (DG)
2. Multi Media (MM)
3. Komunikasi Visual Periklanan / Advertising (KVP)“Graphic Design on Screen”
History 1967 dirintis Studio Grafis pada Jurusan Seni Rupa FTSP ITB
Pada tahun 1967, Jurusan Seni Rupa FTSP
ITB membuka Studio Grafis. Pada saat itu, kurikulum desain dengan seni
masih bersatu. Kemudian pada tahun 1969-1971 A.D. Pirous belajar di
Universitas Rochester Amerika Serikat untuk menjajagi kemungkinan
dibukanya program studi Desain Grafis di ITB.
1973 memekarkan diri menjadi Seni Grafis dan Desain Grafis.
Pada tahun 1973, Jurusan Seni Rupa FTSP
ITB dimekarkan dengan menambah program Studi Desain Tekstil dan memecah
Studio Grafis menjadi Program Studi Desain Grafis dan Seni Grafis. Tahun
1973, Program studio Desain Grafis melepaskan lulusan pertamanya, yaitu
empat mahasiswa studio grafis yang membuat tugas akhir berupa proyek
desain grafis. Para lulusan pertama dari studio ini adalah Indra Abidin, Markoes Djayadisastra, Tedy Syam dan Priyanto S.
Pada tahun itu pula Bapak A.D.
Pirous sebagai ketua program studi desain grafis memulai mendidik
angkatan pertamanya. Dibantu oleh. T. Sutanto, Priyanto S, dan Suyadi
sebagai pengajar.Pada
tahun 1977,Gert Dumbar seorang desainer belanda memperkenalkan istilah
semiotika dan komunikasi visual. Mengapa komunikasi visual? Karena
menurutnya desain grafis tidak hanya menangani desain untuk percetakan
tetapi juga moving image, display dan pameran. Akhirnya
di tahun 1979, mulai dipakai istilah desain komunikasi visual
menggantikan istilah desain grafis. Tetapi baru pada tahun 1980-an orang
mulai terbiasa memakai istilah itu. Bahkan institusi lain seperti ISI
sekarang memakai istilah tersebut.
Kurikulum berkembang terus tanpa mengubah visi dan misinya. Desain
Komunikasi Visual ITB berusaha menghasilkan konseptor komunikasi
visual, karena itu kurikulum lebih ditekankan pada wawasan konseptual
dari karya. Untuk mendukung hasil yang maksimal, pengetahuan teknis juga
diperkenalkan pada para siswa untuk mengikuti perkembangan teknologi.
Yang terus dilatih adalah daya adaptasi lapangan. Saat ini sedang
dirintis pengembangan mata kuliah Audio Visual untuk berdiri sendiri
menjadi Program Studi Audio Visual. Juga sedang
dipikirkan kemungkinan untuk menajamkan Program Studi menjadi Studi
Periklanan, Desain Grafis, Ilustrasi, Fotografi secara khusus. 1984 resmi berdiri menjadi Studio Desain Grafis.
1994 menjadi Studio Desain Komunikasi Visual.
1997 menjadi Program Studi Desain Komunikasi Visual
dibawah departemen Desain FSRD ITB
2006 menjadi Program Studi Desain Komunikasi Visual,
setingkat Jurusan, langsung dibawah Fakultas Seni Rupa dan Desain
AimsKompetensi
lulusan S1 DKV diharapkan memiliki kemampuan utama berupa kecerdasan
kreatif dalam mengantisipasi dan memecahkan aneka masalah bidang
komunikasi visual dengan penekanan pada sisi invensi dan inovasi pribadi
yang professional dan berlandaskan budaya rupa nusantara, dalam tiga
jalur pilihan : desain grafis (Graphic Design), Multimedia (Creative Multimedia)dan Komunikasi Visual Periklanan (Creative Advertising).
Tujuan pendidikan Desain Komunikasi Visual adalah :
1. Mendidik Sarjana Desain Komunikasi Visual yang difokuskan pada pemahaman keilmuan dan keahlian dalam bidang Desain Grafis yang berbasis Teknologi Komputer, Sistem serta Software Komputer Grafi yang Memiliki kemampuan merancang karya desain komunikasi visual statis maupun dinamis.
2. Fokus atau option Pendidikan menekankan pada improvement
dan aplikasi keahlian profesional dalam bidang Desain Grafis,
Multimedia, dan Komunikasi Periklanan dan dituntut penguasaan keahlian
bidang desain grafis dan penulis naskah dengan mempertimbangkan
faktor-faktor persuasi, komunikasi, media riset, tipografi, fotografi
dan ilustrasi.
3. Mendidik desainer profesional yang memiliki
basis teori/pengetahuan Komunikasi Visual, Kreativitas, Ketrampilan
mendesain baik secara manual maupun digital, serta memiliki sikap
mandiri dan bertanggung jawab pada pekerjaannya.
4. Mendidik desainer profesional yang memiliki
basis memberdayakan kekayaan ”Budaya Rupa Nusantara” sebagai kekuatan
kompetensi lokal dan global.
5. Menghasilkan lulusan yang memiliki jiwa kewirausahaan tinggi sehingga memiliki kemampuan menciptakan lapangan pekerjaan.
6. Mampu merumuskan gagasan secara sistematis dan mengkomu-nikasikan secara efektif.
7. Mampu bekerja sama dengan bidang keahlian lain yang terkait dalam suatu organisasi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar