Rabu, 05 Maret 2014

Visual Communication Design

Visual Communication Design

Seni berkomunikasi (Arts of Commmunication) dengan menggunakan bahasa rupa (Visual Text) untuk menyampaikan suatu pesan dan disampaikan melalui media (desain) yang bertujuan menginformasikan, mempersuasi, mempengaruhi, hingga merubah perilaku sasaran sesuai dengan yang diinginkan.
Bahasa Rupa tsb, dominan berwujud image grafis, tanda / simbol atau unsur grafis lainya; yang tersusun berdasarkan kaidah / prinsip berbahasa yang khas / tersendiri. Isi pesan diungkapkan secara kreatif dan

komunikatif  serta  mengandung solusi (alternatif) untuk permasalahan yang hendak disampaikan (sosial maupun komersial).
terjadinya pergeseran pengertian dan pemaknaan Desain Grafis menjadi Desain Komunikasi Visual, karena berkembangnya keilmuan itu sendiri :

Graphic Design on Surface” (Printed/Production Matter)
mengandung unsur-unsur dan karakter 2 Dimensi (utamanya) dan 3 Dimensi sebagai hasil produksi grafika (cetak)
(Multimedia Production/New Media); mengandung unsur-unsur dan karakter 2 Dimensi, 3 Dimensi, Still & Motion Graphic serta mengandung unsur waktu (Timed Base Media) dan suara (Audio, Narrative &  Back Sound ).
Sehingga, untuk memenuhi tuntutan perkembangan tersebut, Program Studi Desain Komunikasi Visual FSRD ITB menawarkan tiga jalur pilihan minat, yang dapat dipilih sendiri oleh mahasiswa, saat memasuki semester ke 6:
1. Desain Grafis (DG)
2. Multi Media (MM)
3. Komunikasi Visual Periklanan / Advertising (KVP)
“Graphic Design on Screen”

History 1967     dirintis Studio Grafis pada Jurusan Seni Rupa FTSP ITB
Pada tahun 1967, Jurusan Seni Rupa FTSP ITB membuka Studio Grafis. Pada saat itu, kurikulum desain dengan seni masih bersatu. Kemudian pada tahun 1969-1971 A.D. Pirous belajar di Universitas Rochester Amerika Serikat untuk menjajagi kemungkinan dibukanya program studi Desain Grafis di ITB.

1973     memekarkan diri menjadi Seni Grafis dan Desain Grafis.
Pada tahun 1973, Jurusan Seni Rupa FTSP ITB dimekarkan dengan menambah program Studi Desain Tekstil dan memecah Studio Grafis menjadi Program Studi Desain Grafis dan Seni Grafis. Tahun 1973, Program studio Desain Grafis melepaskan lulusan pertamanya, yaitu empat mahasiswa studio grafis yang membuat tugas akhir berupa proyek desain grafis. Para lulusan pertama dari studio ini adalah Indra Abidin, Markoes Djayadisastra, Tedy Syam dan Priyanto S.
Pada tahun itu pula Bapak A.D. Pirous sebagai ketua program studi desain grafis memulai mendidik angkatan pertamanya. Dibantu oleh. T. Sutanto, Priyanto S, dan Suyadi sebagai pengajar.Pada tahun 1977,Gert Dumbar seorang desainer belanda memperkenalkan istilah semiotika dan komunikasi visual. Mengapa komunikasi visual? Karena menurutnya desain grafis tidak hanya menangani desain untuk percetakan tetapi juga moving image, display dan pameran. Akhirnya di tahun 1979, mulai dipakai istilah desain komunikasi visual menggantikan istilah desain grafis. Tetapi baru pada tahun 1980-an orang mulai terbiasa memakai istilah itu. Bahkan institusi lain seperti ISI sekarang memakai istilah tersebut.
Kurikulum berkembang terus tanpa mengubah visi dan misinya. Desain Komunikasi Visual ITB berusaha menghasilkan konseptor komunikasi visual, karena itu kurikulum lebih ditekankan pada wawasan konseptual dari karya. Untuk mendukung hasil yang maksimal, pengetahuan teknis juga diperkenalkan pada para siswa untuk mengikuti perkembangan teknologi. Yang terus dilatih adalah daya adaptasi lapangan. Saat ini sedang dirintis pengembangan mata kuliah Audio Visual untuk berdiri sendiri menjadi Program Studi Audio Visual. Juga sedang dipikirkan kemungkinan untuk menajamkan Program Studi menjadi Studi Periklanan, Desain Grafis, Ilustrasi, Fotografi secara khusus. 1984     resmi berdiri menjadi Studio Desain Grafis.
1994     menjadi  Studio Desain Komunikasi Visual.
1997     menjadi Program Studi Desain Komunikasi Visual
            dibawah departemen Desain FSRD ITB
2006     menjadi Program Studi Desain Komunikasi Visual,
            setingkat Jurusan, langsung dibawah Fakultas Seni Rupa dan Desain


AimsKompetensi lulusan S1 DKV diharapkan memiliki kemampuan utama berupa kecerdasan kreatif dalam mengantisipasi dan memecahkan aneka masalah bidang komunikasi visual dengan penekanan pada sisi invensi dan inovasi pribadi yang professional dan berlandaskan budaya rupa nusantara, dalam tiga jalur pilihan : desain grafis (Graphic Design), Multimedia (Creative Multimedia)dan Komunikasi Visual Periklanan (Creative Advertising).

Tujuan pendidikan Desain Komunikasi Visual adalah :
1. Mendidik Sarjana Desain Komunikasi Visual yang difokuskan pada pemahaman  keilmuan dan keahlian dalam  bidang Desain Grafis yang berbasis Teknologi Komputer, Sistem serta Software Komputer Grafi yang Memiliki kemampuan merancang karya desain komunikasi visual statis maupun dinamis.
2. Fokus atau option Pendidikan menekankan pada improvement dan aplikasi keahlian     profesional dalam bidang Desain Grafis, Multimedia, dan Komunikasi Periklanan dan dituntut penguasaan keahlian bidang desain grafis dan penulis naskah dengan mempertimbangkan faktor-faktor persuasi, komunikasi, media riset, tipografi, fotografi dan ilustrasi.
3. Mendidik desainer profesional yang memiliki basis teori/pengetahuan Komunikasi Visual, Kreativitas, Ketrampilan mendesain baik secara manual maupun digital, serta memiliki sikap mandiri dan bertanggung jawab pada pekerjaannya.
4. Mendidik desainer profesional yang memiliki basis memberdayakan kekayaan ”Budaya Rupa Nusantara” sebagai kekuatan kompetensi lokal dan global.
5. Menghasilkan lulusan yang memiliki jiwa kewirausahaan tinggi sehingga memiliki kemampuan menciptakan lapangan pekerjaan.
6. Mampu merumuskan gagasan secara sistematis dan mengkomu-nikasikan secara efektif.
7. Mampu bekerja sama dengan bidang keahlian lain yang terkait dalam suatu organisasi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar